Lombok Barat NTB - Pandemi Covid-19 menyimpan banyak cerita inspiratif bagi orang-orang tertentu. Seperti halnya Bhabinkamtibmas desa Selat, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat.
Dialah Aipda Firman Eka Jayadi. Lahir di Desa Selat, Narmada, Lombok Barat pada 10 Januari 1985. Usianya kini 37 tahun menjadi Abdi negara pada institusi Kepolisian dengan mengabdi kepada masyarakat selaku Bhabinkamtibmas Desa Selat, Polsek Narmada, Polresta Mataram.
Berada ditengah-tengah masyarakat pada puncak Pandemi Covid-19 tepatnya tahun 2020 lalu tentu membuatnya harus bekerja keras agar bagaimana warga binaannya patuh menuruti segala ketentuan pemerintah dalan program penanganan Covid dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang kerap disebut PPKM kala itu.
Disamping itu iapun harus memikirkan baik warga binaan maupun diri dan keluarganya agar tetap bisa bertahan hidup dengan hanya memanfaatkan lahan seadanya yang dimiliki dengan menanam buah anggur.
"Awalnya saat itu puncak Pandemi, dan kita semua tidak bisa keluar beraktivitas untuk mencari nafkah, maka timbul ide untuk memelihara dan menanam anggur, "jelas Pak Bhabinkamtibmas saat diwawancarai yang didampingi Wakapolsek Narmada AKP Fathurrahman. (21/08)
Baca juga:
Petani dan Penyuluh Sambut Baik Program KUR
|
"Tanpa pikir panjang saya korbankan uang 75 ribu untuk membeli bibit anggur di temannya yang berada di wilayah Ampenan Kota Mataram, "imbuhnya.
Ternyata tidak seperti apa yang diharapkan, bibit itupun tak kunjung berkembang dan bahkan mati karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki tentang menanam Anggur.
Berdasarkan pengalaman itu, Bhabinkamtibmas Desa Selat inipun tetap berniat melanjutkan untuk mencobanya kembali, karena disaat kondisi kala itu tak banyak hal yang bisa dilakukan oleh karena adanya PPKM.
Ia akhirnya memutuskan untuk mulai belajar dengan membaca artikel-artikel tentang tata cara menanam buah anggur baik dibuku maupun yang di browsing lewat google.
Merasa sudah sedikit faham, maka ia membeli lagi beberapa bibit tanaman anggur untuk dicoba menanam dan memelihara serta mengembangkan lewat cara menyambung seperti yang pernah di baca nya.
Atas usaha itu hasilnyapun berbuah manis, bahwa apa yang diketahuinya melalui membaca telah menuai hasil. Ini dibuktikan bahwa dari beberapa bibit yang dibelinya tumbuh dan berkembang dengan baik hingga menghasilkan buah.
Ia tidak berhenti disitu, bahkan ingin untuk melakukan perkembangan dengan menyambung. Semua yang dibutuhkanpun di belinya, mulai dari penyiapan entres yang di belinya dari rekan kelompok pencinta Anggur yang ada di Jawa dan Bali. Iapun mulai menjajal ilmu yang didapatnya.
"Alhamdulillah apa yang di lakukan dari tahun 2020 mendatangkan manfaat yang luar biasa, seperti yang di lihat saat ini bahwa kebun anggur yang berada di lahan hanya kurang lebih 3 Are ini sudah mampu memproduksi berbagai jenis bibit anggur dan buah anggur yang sudah bisa dijual, "jelasnya Bhabinkamtibmas ini.
Sampai saat ini sekitar 500 bibit anggur beberapa jenis yang sudah dijual dengan harga kisaran 75 ribu hingga 100 ribu per bibit. Sementara buahnyapun saat mau panen sudah mulai berdatangan yang memesan dengan harga jual per kilonya 75 - 100 ribu.
"Bahkan ada pemesan dari Jakarta seorang pengusaha memesan Buah dan bibit anggur dari saya. Bahkan sy diminta untuk menggarap lahannya yang ada di Sentul untuk menanam anggur dari bibit yang saya produksi ini, "bebernya.
Sementara di desa Selat sendiri ada sekitar 20 anggota kelompok yang bernama Kampung baca Pelangi yang telah terbina dan telah memulai memelihara berbagai jenis anggur di lahannya masing-masing.
"Ada beberapa jenis tanaman anggur yang sedang kami pelihara disini, diantaranya Julian, Tramfigurasi, Yupiter, akademik, double skiping serta masih ada jenis lainnya, "ungkap Firman.
Ia berharap kepada masyarakat sekitar, terutama warga binaannya untuk mau mencoba melakukan penanaman anggur, karena kedepannya tentu sangat menjanjikan. Permintaan anggur di NTB sangat besar sementara petani anggur sangat sedikit, sehingga penjual lebih banyak memasukkan dari luar NTB.
Oleh karena itu harapnya, mari kita mulai dari sekarang, proses pemeliharaannya tidak sulit, hanya perawatan yang dibutuhkan serta pestisida dan pungisida pun sudah mudah kita dapat kan di toko obat pertanian untuk perlengkapan pemeliharaan.
"Semoga apa yang dilakukan ini dapat ditiru oleh masyarakat lain terutama di desa Selat ini, "tutup Firman.(Adb)